Arti Musibah Menurut Al-Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa. Dunia adalah tempat manusia menerima ujian dari Allah, sehingga tidak heran jika di dalamnya terkadung banyak musibah. Banyak orang yang mengeluh ketika mendapatkan musibah. Ini bukanlah sikap yang tidak terpuji. Bagaimana kita memahami musibah, agar kita bisa bersikap baik ketika mengalaminya?
Sulthonul Qulub Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa menjelaskan: Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Suci dan Luhur, tiada satu pun dari segala yang terjadi dan yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala, kecuali merupakan bimbingan hikmah Ilahi untuk mencapai keluhuran, baik hal itu berupa musibah atau pun kenikmatan.
Dimana musibah yang terjadi itu menanti sifat sabar dari seorang hamba, yang mana sabar adalah merupakan penghancur musibah yang terkuat, namun tentunya diiringi juga dengan usaha, karena Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk tidak memberi musibah, atau memberi musibah yang lebih besar dari musibah tersebut.
Sayyidina Umar bin Khattab berkata : “Aku bersyukur dengan adanya musibah padaku, sebab beberapa hal, diantaranya karena Allah subhanahu wata’ala tidak menimpakan musibah pada imanku, kedua bahwa Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu memberikan musibah yang lebih besar dari musibah yang telah datang kepadaku, namun Allah subhanahu wata’ala hanya menurunkan musibah tersebut, dan ketiga dengan musibah itu Allah subhanahu wata’ala menghapus dosa-dosaku”.
Hal ini sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa segala musibah kesemua itu adalah penghapusan dosa, meskipun hanya sekedar kegundahan hati hal itu juga menghapus dosa. Dan kesabaran dengan adanya musibah yang puncak dari kesabaran itu adalah bersyukur, justru hal tersebut akan melebur musibah, sehingga musibah berubah menjadi kemudahan dan kenikmatan.
Wallahu A’lam