Tidak ada suatu amal ibadah yang lebih berpotensi untuk diterima oleh allah dari pada amal ibadah yang tidak engkau lihat dan tidak engkau pedulikan
لاَ عَمَلَ أَرْجَى لِلْقَبُوْلِ مِنْ عَمَلٍ يَغِيْبُ عَنْكَ شُهُوْدُهُ ويُحْتَقَرُ عِنْدَكَ وُجُوْدُهُ
Tidak ada suatu amal kebaikan yang lebih besar kemungkinan diterima oleh Allah dari pada amal yang tidak engkau perdulikan. Karena jika engkau tidak melihat amalmu, sesungguhnya engkau telah melihat Allah dan telah bersama dengan-Nya.
Engkau merasa bahwa Amal ibadah itu tidak terlalu bernilai bagimu, karena engkau masih merasa kurang dan belum sempurna dalam memenuhi hak-hak Allah. Oleh karena itu, sebagian orang ‘arif mengatakan, “Jika engkau melakukan suatu amalan tetapi hatimu masih terpaut pada amalan itu, maka itu adalah tanda tidak diterimanya amal. Sebaliknya, barangsiapa yang beramal dan hatinya tidak terpaut dengannya, maka itu adalah tanda diterimanya amal.
Allah berfirman,
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. (QS. Fathir: 10).
Abdul majid As-Syarnubi, Syarkhu Kitabil Hikam