Allah mendatangkan warid untuk mengeluarkanmu dari penjara keberadaan dirimu menuju angkasa musyahadah (memandang Allah)
أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوَارِدَ ليُخْرِجَكَ مِنْ سِجْنِ وُجُوْدِكَ إِلَى فَضَاءِ شُهُوْدِكَ
Keberadaan diri -yang diserupakan dengan penjara-, karena pandanganmu atas dirimu dan penglihatanmu pada nafsu dan keinginan-keinginan. Sedangkan pandanganmu kepada Allah -yang diserupakan dengan angkasa- karena keluasannya.
Maksudnya kebesaran dan keagungan Allah telah menutupi pandanganmu akan sempitnya dirimu. Oleh karena itu, sebagian orang arif mengatakan, “penjaramu adalah nafsu/dirimu. Apabila engkau telah keluar dari dirimu, maka engkau akan merasakan kebebasan selamanya”.
Kendaraan Hati
(Hikmah Ke-Limapuluh Lima)
الْأَنْوَارُ مَطَايَا الْقُلُوْبِ وَالْأَسْرَارِ
Cahaya adalah kendaraan hati dan asroor
Cahaya ilahi yang masuk ke dalam hati seorang murid -dan pada umumnya cahaya ini dihasilkan dari dzikir dan mujahadah- adalah kendaraan hati. Asroor adalah bentuk jama’ dari lafadz sir yang berarti hati yang terdalam.
Cahaya ini akan mengantarkan hati dan sir kepada tempat yang dituju yaitu hadlroh Allah SWT, sebagaimana kendaraan yang mengantarkan pengendaranya untuk sampai ke tempat tujuan.
Syekh Abdul Majid, Syarhu Kitabil Hikam