Cahaya Yang Engkau Dapatkan Akan Menentukan Maqammu (Hikmah ke-tigapuluh enam)
شُعَاعُ الْبَصِيْرَةِ يُشهِدُكَ قُرْبَهُ مِنْكَ، وَعَيْنُ الْبَصِيْرَةِ يُشْهِدُكَ عَدَمَكَ لِوُجُوْدِهِ، وَحَقُّ الْبَصِيْرَةِ يُشْهِدُكَ وُجُوْدَهُ لاَ عَدَمَكَ وَلاَ وُجُوْدَكَ
Syi’a’ul bashiroh (cahaya akal) memperlihatkan kedekatan Allah denganmu. ‘Ainul bashiroh (cahaya ilmu) memperlihatkan ketiadaanmu karena adanya Allah. Dan haqqul bashiroh (cahaya ilahi) memperlihatkan padamu akan keberadaan Allah, dan bukan ketiadaan atau keberadaanmu
Hikmah ini menunjukkan 3 maqom. Yang pertama adalah Syi’a’ul bashiroh, yaitu nurul ‘aqli (cahaya akal) yang memperlihatkan akan dekatnya Allah denganmu. Sehingga ketika seorang murid merasakan kedekatan-Nya ia akan malu jika Allah melihatnya, sementara ia sedang berbuat maksiat atau sedang tidak menjalankan peritah-Nya.
Yang kedua adalah ‘Ainul bashiroh yang juga diistilahkan dengan nurul ‘ilmi (cahaya ilmu). Cahaya ini memperlihatkan akan ketiadaanmu karena sebab keberadaan Allah.
Sesungguhnya keberadaan Allah akan menghapus sifat keberadaan segala sesuatu selain Allah. Yang wujud secara hakiki hanyalah Allah, dan semua makhluk sifat keberadaannya hanya pinjaman dari Allah SWT. Pada maqom ini seorang murid tidak melihat sesuatu kecuali melihat Allah SWT.
Dan yang ketiga adalah Haqqul bashiroh yang juga diistilahkan dengan nurul ‘haq (cahaya ilahi). Cahaya ilahi adalah cahaya yang memperlihatkan akan wujud dan keberadaan Allah SWT, bukan wujudmu atau ketiadaanmu.
Inilah maqom fana’ yang seolah-olah semua makhluk itu tidak ada, bahkan dirimu sendiri. Engkau hanya merasakan keberadaan Allah saja tanpa ada sesuatu selain-Nya. Jika engkau telah merasakan fana’, maka lakukanlah apa saja, dan engkau tidak akan berdosa.
Abdul majid As-Syarnubi, syarkhu kitabil hikam