Diceritakan dalam sebuah riwayat, bahwa pada masa penaklukan kota Mekkah, ada seseorang yang bernama Fadhalah bin Umair hendak membunuh Rasulullah SAW, ketika beliau sedang melaksanakan thawaf di Ka’bah.
Ketika ia telah mendekat kepada Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah bertanya kepadanya, “benarkah kamu yang bernama Fadhalah?”, “benar wahai Rasulullah”, jawab Fadhalah, Rasulullah kembali bertanya, “apakah yang sedang dibisikkan oleh jiwamu?”, Fadhalah menjawab, “tidak ada apa-apa, aku sedang berdzikir”.
Maka tertawalah Rasulullah, lalu bersabda, “beristighfarlah kepada Allah”, sambil meletakkan tanggannya di dada Fadhalah, yang kemudian dapat membuat tenang hati Fadhalah.
Fadhalal lalu bercerita kepada kawan-kawannya, “demi Allah, tidaklah setelah Rasulullah mengangkat tangannya dari dadaku, kecuali tidak ada satu pun makhluk Allah yang lebih aku cintai dari pada beliau”. (sirah Ibnu Hisyam).
Majdi Muhammad, mawaqif dhahik fiha ar-rasuul wa ashabuhu